aku ditampar serpihan angin pagi itu
seperti bertanya-tanya pada malam kemarin
dedaunan rapuh terperangkap dingin
membasuh pagi dengan embun yang bergetar
aku meresapi tiap denyut nafas angin
mengurungku dalam pedih yang bergetir
musnahkan gerak dan memutus langkah yang tersedak
terhempas hilang kabut malam
merepih waktu terkikis diri
menggerus sukma dalam peluk sejuk malam
menggerutu dalam senja yang mendekap
meringis memandangi cerita hari kemarin
sampai senja diri
sukar hati harus memahami
menunggu fajar baru datang lagi
hingga kembali pagi meramah diri
embun pagi
17.17 |
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar