RSS

Memorial Bahasa Indonesia II

Untuk Pak Chory, Guruku
Senja itu kembali menguak saat langit tampak memucat
matahari mulai bersandar ke barat seraya menyelimuti kilaunya
Senja kali ini
berbeda

saat ilalang meyayat remah-remah masa lalu yang tersingkap lewat tabir
bisunya
bayangmu erat mendekap duka menyelimuti kenangan

gambaran itu mungkin sudah berdebu
tinggal memorial yang masih bersenandung dalam ruang keheningan
memunguti sisa-sisa tawa dan perih yang tersemat dalam hari-hari
dulu, sesaat ketika tawa kita masih dapat berpadu

senda-gurau enggan berpaling saat kau yang menyemaikannya
seonggok cerita dan lelucon terbias dan menghambur dalam sukacita
sesaat sewaktu tatap kita masih dapat bertemu


kau adalah kupu-kupu putih bersayap hitam
melayang dalam sukma, sajak-sajak basah dan tak pernah kering
mendekap erat dada yang sesak engkau tinggalkan

sesaat rindu mendekap dan mata terpicing bahwa yang nyata hanyalah buaian
tak ada cerita segar mengarungi pagi hingga siang di sudut ruang gelap
yang tampak terang, di sana kau bercerita banyak hal
di sana kau bernayanyi, bersajak, dan mengepakkan sayap anak-anak merpati
di sana kau bercinta
di sana kau duduk manis mengolok kami yang bodoh
di sana,
ruang Bahasa Indonesia II

0 komentar:

Posting Komentar